#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Jumat, 23 November 2012

Tunggakan Raskin Rp 23 M

LPA. Awam Green, Sulawesi Tengah,
MERCUSUAR.com - Piutang (tunggakan pembayaran) Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Perum Bulog Devisi Regional Sulteng, hingga 20 November 2012 mencapai Rp23,152 Miliar (M). Piutang raskin ini berasal dari tunggakan pembayaran raskin kepada Bulog Sulteng sejak tahun 2010.

Menurut Divre Bulog, tunggakan pembayaran raskin ke Bulog Sulteng terjadi di seluruh daerah di Sulteng. Pada tahun 2012, tunggakan terbesar berasal dari Kabupaten Morowali sebesar Rp 2.991.552.000, disusul Kabupaten Parigi Moutong sebesar Rp 2.601.936.000 dan Kabupaten Banggai sebesar Rp 1.956.786.000.

Kamis, 22 November 2012

Pelayanan Dikeluhkan, Dokter di Puskemas Ampana Timur Hanya Satu Orang

Tojo Una una (Touna) - Sulawesi Tengah,
HARIANJAYAPOS.com - Puskesmas Ampana Timur Kabupaten Tojo Una una (Touna) sudah lama menjadi keluhan masyarakat, karena pelayanannya seharusnya dimulai pukul 08.00 Wita, ternyata molor hingga pukul 10.00 Wita. “Pelayanan di Pukesmas Ampana Timur molor, baru buka pukul Sembilan bahkan pukul sepuluh,” warga yang datang berobat ke pusat kesehatan itu.

Bahkan, lanjutnya, Puskesmas ini juga terkadang tidak ada dokternya, hanya dilayani oleh perawat. Seharusnya, selalu ada dokter yang standby.

Menganggapi keluhan warga tersebut, Kepala Pukesmas Ampana Timur, Dr Nelly K Wumu SKM, mengakui kalau selama ini pukesmas yang dia pimpin memang kekurangan tenaga dokter.