HARIANMERCUSUAR.com - Kurang lebih empat bulan lamanya, tepatnya sejak bulan Desember 2012,
siswa SDN Pandere di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi belajar di tenda
dan dibawah pohon.
Guru Kelas IV SDN Pandere, Indriati, Kamis (18/4), mengatakan, siswa
yang belajar dibawah tenda adalah mereka yang duduk dibangku kelas IV.
Kalau sedang berlangsung aktiftas belajar mengajar, siswa kelas IV
sering terganggu dari siswa lainnya yang bermain di sekitar lokasi
tenda.
“Siswa kelas IV sebanyak 36 orang, masuk sekolah pukul 7.15 hingga
12.30 Wita, jika musim hujan siswa diliburkan karena pakaian dan
buku-buku siswa jadi basah, kadangkala bila hujan berhari-hari maka
tempat belajar digenangi air,” sesalnya.
indonesiatimur.co - Menteri Kehutanan RI memberikan persetujuan pinjam pakai kawasan hutan lindung untuk pembangunan jalan baru yang menghubungkan Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, dengan Kabupaten Parigi Moutong.
Kepala Dinas Bina Marga Sulawesi Tengah, Syaifullah Djafar, di Palu, Kamis (11/4), mengatakan berdasarkan rencana awal pembangunan jalan tersebut 2006-2008 melintasi taman hutan rakyat (Tahura), hutan lindung dan areal penggunaan lain (APL). Namun setelah diubah sesuai Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) rencana pembangunan jalan tersebut tidak lagi melintas di Tahura.
“Perubahan dilakukan untuk menghindari Tahura tetapi hutan lindung tidak bisa dihindari. Tapi sudah ada persetujuan pinjam pakai kawasan termasuk hutan produksi terbatas,” kata Syaifullah pada acara public expose menuju setengah abad Sulawesi Tengah.
http://www.harianmercusuar.com - Kurun empat
bulan terakhir periode tahun 2013 ini, Kabupaten Sigi terus jadi langganan
banjir bandang. Sesuai catatan redaksi, empat kasus banjir bandang telah
menghantam daerah ini di lokasi berbeda. Penyebabnya, sungai meluap dan airnya
masuk ke lahan persawahan petani serta merendam perkampungan warga.
.
Oleh: SANAJI/LKBN ANTARA
Banjir bandang pertama menghantam tiga desa di Kecamatan Dolo Barat pada Senin
(31/12) pukul 14.00 siang. Tiga desa tersebut adalah Desa Pewunu, Sibonu dan
Desa Kalukutinggu.
Informasi yang diterima redaksi, penyebab banjir adalah air yang berasal dari
pegunungan lalu melewati sungai mati. Dari sungai mati tersebut air masuk ke
perkampungan warga. Bencana banjir itu mengakibatkan tiga rumah di Desa Pewunu
terendam air dan satu rumah di Desa Sibonu, serta satu rumah rusak berat di
Desa Kalukutinggu.