#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Agustus 2012

Rumah Penolak Tambang Di Bakar Dan Di Lempar, Polisi dan Pemda Donggala Bungkam

Peristiwa pembakaran rumah terjadi pada Rabu malam tanggal 18 Juli 2012, pasca penembakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian yang melukai 4 orang warga dan 1 orang meninggal dunia. Pembakaran rumah dilakukan saat sebagian besar warga penolak tambang telah meninggalkan rumah mereka setelah polisi dengan kekuatan 1 SST Brimob Polda Sulteng, 1 SST Dalmas Polres Donggala, 1 SST Kerangka Polres Donggala dan 5 Unit Pam Tertutup melakukan penembakan, penggeledahan dan penangkapan warga.

Rumah korban pembakaran tersebut diketahui bernama Saharudin yang terletak di dusun 3 desa Walandano kecamatan Balaesang Tanjung, kabupaten Donggala, propinsi Sulawesi Tengah. Namun, pelaku pembakaran hingga kini tak pernah dilakukan tindakan penyelidikan oleh pihak kepolisian di daerah ini.

Minggu, 26 Agustus 2012

Korban Gempa Sigi, Harap Bantuan Bahan Bangunan Dari Pemerintah Sigi


Arifin salah seorang warga desa Tuva, kecamatan Gumbasa, kabupaten Sigi, hanya bisa pasrah melihat rumahnya ambruk setelah di guncang gempa pada hari Sabtu,18 Agustus 2012. Kini ia bersama keluarganya mendirikan tenda darurat di depan rumahnya, sebagai tempat berlindung sementara dari terik matahari dan guyuran hujan.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Dua Desa Di Kecamatan Parigi Selatan Terendam Air

Dua desa di kecamatan Parigi Selatan, kabupaten Parigi Moutong, propinsi Sulawesi Tengah yaitu desa Dolago dan desa Boyantongo malam ini dilanda banjir setelah di guyur hujan sekitar 2 jam lamanya. Menurut Herman, seorang warga desa Dolago, hujan deras di sertai guntur diperkirakan mulai pukul 19.00 malam tadi. Kini ketinggian air mencapai 50 cm dan diperkirakan bisa terus naik. Luapan air tersebut berasal dari dua sungai yakni sungai pemaloa dan sungai dolago. Di perkirakan 1000 Ha sawah masyarakat telah terendam air.

Saat luapan air dari sungai tersebut mulai masuk kedalam rumah, hal ini membuat panik warga di dua desa tersebut, dan bergegas mencari tempat yang relatif aman. Saat ini sebagian warga desa mengungsi ke kantor Pusat Pelatihan Petani dan ke arah desa Sumber Sari kecamatan Parigi Selatan. “ Ibu dan anak-anak sebagian telah mengungsi, semua mencari tempat yang agak lebih tinggi, sementara kaum pria bertahan untuk berjaga – jaga guna melindungi barang dalam rumah mereka” terang Herman melalui via telepon malam ini. 

Informasi : Herman, Warga Desa Dolago

Senin, 20 Agustus 2012

Gempa Bumi Kabupaten Sigi : Bantuan Makanan Belum Mencukupi

Gempa bumi yang berkekuatan 6,2 Skala Richter pada Sabtu (18/8) pukul 17.45 di kabupaten Sigi mengakibatkan jalan poros Palu - Kulawi sempat terputus, korban jiwa dan ratusan rumah penduduk roboh.

Tim Relawan Kemanusiaan Hintuvu ( TRK Hintuvu ) yang merupakan gabungan dari anggota masyarakat, pemerintah desa setempat dari beberapa desa dan sejumlah anggota Lembaga Swadaya Masyarakat menerangkan bahwa hingga saat ini tercatat sekitar 553 rumah masyarakat yang mengalami kerusakan baik berat maupun ringan. “ Ini jumlah total rumah di desa Tuva, Salua dan sebagian di Kulawi kota yang tim dapatkan dilapangan”, terang Desmon. Yakni koordinator informasi dan data dari TRK Hintuvu di desa Bolapapu.

Rabu, 15 Agustus 2012

IUP tak dicabut, bukti keberpihakan Bupati Donggala Ke PT. CMA

Pernyataan Bupati Donggala, Habir Ponulele di aula Kantor Bupati Donggala beberapa hari lalu, merupakan sebuah pernyataan yang tidak sensitif konflik dan berpotensi memperpanjang konflik di Balaesang Tanjung. Hal ini sangat mengherankan, jika pemerintahan di kabupaten Donggala seakan tak peduli dan melupakan bahwa akibat dari rencana aktivitas pertambangan tersebut telah menewaskan dan melukai beberapa orang warga di Balaesang Tanjung. Bahkan sebagian lainnya lari mengungsi kebeberapa tempat, karena dikejar-kejar aparat kepolisian.

Keinginan kuat Bupati Donggala, Habir Ponulele agar PT.Cahaya Manunggal Abadi (CMA) tetap melaksanakan aktivitasnya di kecamatan Balaesang Tanjung, semakin memperjelas bahwa lemahnya proses monitoring pemerintah kabupaten Donggala terhadap aktivitas PT.CMA di kecamatan Balaesang Tanjung. Selain itu pernyataan demikian adalah bentuk penistaan terhadap keberadaan masyarakat adat Balaesang sebagai sebuah entitas. Olehnya patut diduga telah terjadi praktek suap dalam proses memuluskan langkah PT.CMA untuk tetap melanjutkan ekplorasi.

Minggu, 12 Agustus 2012

Tak Peduli Bulan Ramadhan, Teror Terhadap Warga Yang Menolak PT.CMA Terus Berlangsung

Teror terhadap warga di kecamatan Balaesang Tanjung belum juga berhenti. Sudah memasuki hari ke- 24 puasa, teror masih terus berlangsung. Kemarin, kamis 9 Agustus 2012 seorang warga kembali di datangi oleh dua orang kaki tangan PT.Cahaya Manunggal Abadi ( PT.CMA) yang di ketahui bernama Jn dan Bn. Kedatangan kedua orang tersebut meminta warga agar menyerahkan diri ke kantor polisi resort Donggala. Sebab besok ( jumat, 10 Agustus 2012 ) polisi akan datang melakukan penggrebekan semua rumah warga yang hingga saat ini belum mau menyerahkan diri. Menurut Jn dan Bn, jika polisi datang untuk melakukan penangkapan dan mereka masih di temui di rumah masing-masing maka akan di tembak mati.

Sebelum peristiwa diatas, seorang warga Balaesang Tanjung yang salah satu anggota keluarganya di tangkap oleh polisi menuturkan, bahwa keluarga mereka juga di datangi oleh polisi. Kedatangan polisi tersebut memaksa agar pihak keluarga mengakui barang bukti milik anggota keluarga yang berada dalam tahanan kepolisian. Dengan nada agak mengancam, “ jika tidak di akui barang bukti tersebut maka mereka akan mempersulit keluarga tersebut.

Kamis, 09 Agustus 2012

Tragedi Berdarah Balaesang Tanjung : Penganiayaan dan Intimidasi Terhadap Seorang Mahasiswa UNTAD Di Rumah Anggota DPRD Donggala

Sebelum tragedi berdarah yang menewaskan Sando Alias Masdudin (50) dan 4 orang warga lainnya yang mengalami luka tembak di kecamatan Balaesang Tanjung, ternyata tekanan terhadap warga Balaesang Tanjung telah berlangsung. Ini terungkap setelah tragedi berdarah tersebut terjadi.

Seorang mahasiswa Universitas Tadulako (UNTAD) Palu Fakultas Pertanian berinisial AM, menjadi salah satu korban penganiayaan dan intimidasi oleh pihak – pihak yang menjadi kaki tangan PT. Cahaya Manunggal Abadi ( PT.CMA).

Penganiayaan dan intimidasi tersebut, dilakukan di sekitar rumah pribadi seorang anggota DPRD Donggala bernama Gosetra Mutaher. Peristiwa ini pada bulan Juni 2012, terang seorang warga Balaesang Tanjung yang tidak mau di sebutkan namanya. AM saat itu sedang mengendarai motor. Tiba-tiba AM berhenti karena handphone-nya berbunyi. Ternyata AM melihat ada SMS ( Short Message Service ) yang masuk. Saat AM sedang asyik membaca SMS, secara tiba-tiba kepala AM dipukul dari arah belakang hingga helm yang digunakan-nya pecah. AM jatuh dari atas motor dan tersungkur di jalan raya. Belum sempat terbangun, kembali AM di tendang oleh orang yang berbeda, sambil mengeluarkan kata-kata “ kau mata-mata “ (spy).

Rabu, 08 Agustus 2012

Tragedi Berdarah Balaesang Tanjung : Warga BalaesangTanjung Bantah Menggunakan Bom Molotov Dan Bom Ikan

Tragedi berdarah pada hari Rabu, 18 Juli 2012 perlahan – lahan mulai terkuak kepermukaan. Sejumlah pernyataan oleh pihak kepolisian di berbagai media, di duga tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Sebab beberapa keterangan yang di peroleh tim investigasi dari Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan terdapat beberapa perbedaan dan kejanggalan antara pernyataan pihak kepolisian di media dan keterangan dari sejumlah saksi mata di lapangan.

Dalam sejumlah keterangan yang di sampaikan pihak kepolisian ke beberapa media, menyatakan bahwa peristiwa pada hari Rabu 18 Juli 2012, polisi di hadang oleh sekelompok massa dengan melakukan tindakan melemparkan bom molotov dan menggunakan bom ikan.

Selasa, 07 Agustus 2012

Sepenggal Kesaksian Warga Dalam Tragedi Berdarah Di Balaesang Tanjung


Pada waktu hari kejadian, Rabu 18 Juli 2012 awal polisi datang. Saat itu, saya hanya berdua dengan teman. Saya melihat polisi berjalan kaki dan sebagian lagi naik mobil. Karena ketakutan kami berbalik arah dan lari. Saat lari, saya menengok ke belakang dan melihat seorang polisi berperawakan kecil mengejar kami dan menembak sebanyak dua (2) kali dengan senjata. Kami berlari ke belakang rumah ke arah pantai. Di situlah saya bersembunyi. Saat itu belum ada warga berkumpul, yang ada hanya polisi berjalan sambil terus menerus membuang letusan senjata.

Setelah merasa sedikit aman, saya keluar dari tempat persembunyian dan kembali ke jalan mencari teman-teman lainnya. Saat itu bunyi letusan dari senjata api polisi masih terus terdengar dari kejauhan. Tiba-tiba datang seorang teman mengabarkan kepada kami bahwa teman kita bernama Sando terkena tembakan polisi.

Minggu, 05 Agustus 2012

Penembakan Aparat Kepolisian Di Balaesang Tanjung Pelanggaran HAM Berat

Semenjak tragedi 18 Juli 2012, situasi Desa Malei salah satu desa di Balaesang Tanjung pada bulan Ramadhan kali ini tidak terasa ramai lagi, seperti halnya pada bulan Ramadhan tahun lalu. Bila tahun kemarin masjid penuh, kini hanya beberapa orang yang berani shalat di masjid. Kini kampung terasa sunyi. Situasi mencekam serta trauma warga masih tergambar dari wajah mereka. “ Polisi masih banyak di sini dan masih melakukan penangkapan, Kapolres tak tepati janjinya “. Keluh seorang warga.

Gambaran situasi demikian di tanggapi serius oleh sekretaris DPC PKB Kab. Donggala, Syafruddin.K. Menurutnya, saat di temui di kantor DPC PKB Donggala, di Donggala, bahwa “ jika dibedah, dari prespektif manapun dan pendekatan apa pun, maka peristiwa penembakan yang di lakukan aparat kepolisian terhadap warga Balaesang Tanjung, tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa ditolerir sama sekali. Karena peristiwa penembakan tersebut merupakan penistaan terhadap kemanusiaan. Karenanya dapat di kategorikan sebagai pelanggaran HAM berat “. Dia juga berharap, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) dapat bekerja untuk melakukan penyelidikan kasus ini secara maksimal.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ketua FMKH Sulteng : Masalah Di Balaesang Tanjung, Upaya Memisahkan Masyarakat Atas Ruang Hidup, Sumber Kehidupan Dan Penghidupannya

Ketua Forum Masyarakat Kawasan Hutan ( FMKH ) Sulawesi Tengah, Andreas Lagimpu menegaskan bahwa penyelesaian masalah yang terjadi di kecamatan Balaesang Tanjung masih sebatas permukaan saja, belum pada akar masalah yang sesungguhnya. Karena apa yang terjadi disana merupakan upaya masyarakat dalam memperjuangkan ruang hidup, ruang penghidupan mereka.

Saya, ungkapnya, sangat prihatin dan menyesalkan tindakan aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat, dan terkesan terlalu berlebihan dalam melakukan tindakan pengamanan. Walaupun hingga saat ini pihak kepolisian terus berdalih dan bersikukuh telah melaksanakan tugas sesuai protap, tetapi bukankah kita harus mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam melakukan tugas apapun.

MANIFESTO GELANGGANG MAHASISWA FISIP (GMF) ATAS TRAGEDI PENEMBAKAN RAKYAT DI BALAESANG TANJUNG

Doc, Photo AG 2012

Salam Pembebasan…!

Pada hari ini di bulan suci yang penuh berkah kami Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako turun kejalan sebagai respons atas tragedy penembakan rakyat Balaesang Tanjung oleh aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. Untuk kesekian kalinya dari ratusan kasus yang memperhadapkan rakyat dengan pemilik modal, kembali aparat kepolisian Republik Indonesia menembaki rakyat yang berusaha mempertahankan hak atas sumber penghidupan mereka.

Minggu, 29 Juli 2012

Tragedi Berdarah Balaesang Tanjung : Kapolres Donggala, Ingkari Janjinya

Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah,
Kapolres Donggala Menyatakan Janji Di Hadapan Masyarakat Balaesang
Pernyataan Kapolres Donggala, AKBP Dikcy Aryanto dirumah duka (Almarhum Masdudin alias Sando) pada hari Jumat, tanggal 20 Juli 2012, ternyata hanya pepesan kosong.  

“ Saya Dicky, jangan lihat Kapolresnya ya, silahkan yang punya keluarga suruh kembali. Karena nanti malam sudah sahur pertama, Tidak ada lagi penangkapan. Tapi saya menghimbau jangan sampai kejadian ini terulang kembali. Saya malu, kenapa malunya ?. Hasan Husen itu yang dirusak, orang saya juga, orang muslim juga. Saya pribadi ini malu, Yang merusak agama kita adalah kita. Tolong Jangan diulangi. Jelas ??, silahkan keluarga pada pulang semua, tidak ada apa-apa. Bismilah.., Assalamualaikum “.  
( Dok. Audio Visual – Koalisi Masyarakat Sipil Untuk kemanusiaan Dan Anti Kekerasan )

Senin, 04 Juni 2012

Karyawan PT. Bintang Delapan Mineral Berunjuk Rasa


Awam Green – Palu, Ratusan massa dari karyawan perusahaan tambang PT. Bintang Delapan Mineral (BDM) hari ini berunjuk rasa di kantor DPR Kabupaten Morowali di Bungku

Aksi unjuk rasa tersebut dipicu karena adanya peraturan menteri No 7 tahun 2012 dan No 11 tahun 2012. Menurut karyawan PT. BDM, diduga keras peraturan tersebut dikeluarkan oleh menteri karena adanya desakan dari perusahaan kontrak karya, seperti PT.INCO.

Olehnya karyawan PT. BDM menuntut agar peraturan menteri yang baru agar segera dibatalkan. Karena penerapan peraturan menteri ini akan berdampak buruk bagi karyawan berupa pemutusan kerja karyawan di PT. BDM.

PT. BDM merupakan perusahaan tambang yang berada di desa Lailia kecamatan Bahodopi kabupaten Morowali yang saat ini melakukan eksploitasi nikel. Karyawan yang berunjuk rasa mayoritas berasal dari desa Lailia kecamatan Bahodopi kabupaten Morowali.  
 
Awam Green - Mubarak Bangsawan

Jumat, 01 Juni 2012

Pembangunan Sekolah : Rasa Kesyukuran Dan Kekecewaaan


Sekolah Dasar Negeri Marena
Tahun 2004, muncul berbagai mimpi masyarakat di dusun Marena tentang bagaimana merancang masa depan bersama. Salah satu dari mimpi tersebut yakni adanya sebuah bangunan sekolah dasar. Ini sebagai upaya para orang tua agar anak – anak bisa menikmati pendidikan yang mudah terjangkau. Sekolah dasar yang terdekat, kurang lebih 15 kilometer jaraknya dari dusun ini

 


Sabtu, 26 Mei 2012

Hearing DPRD kabupaten Sigi Mengenai Aktivitas Logging Di Desa Salua, Di Tunda

DPRD kabupaten Sigi menunda melakukan hearing terkait masalah aktivitas logging di desa Salua, kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi. Sebelumnya, menurut seorang tokoh masyarakat, Abu Balangkai menjelaskan bahwa rencana hearing oleh pihak DPRD Sigi tersebut akan dilakukan pada Jumat, 25 Mei 2012

Kamis, 24 Mei 2012

Aktivitas Logging Kembali Meresahkan Masyarakat Desa Salua


Praktek logging kembali marak di desa Salua, kecamatan Kulawi kabupaten Sigi. Dalam investigasi lapangan oleh aktivis LPA. Awam Green dan Yayasan Jambata, menemukan tidak kurang dari 127 batang kayu ditepian sungai Miu, dusun Siombi desa Salua. Dari jumlah tersebut terdapat 101 batang kayu log dengan panjang 4 meter dan 26 batang kayu log dengan panjang 2 meter.

Kamis, 10 Mei 2012

Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah Tak Peduli Masalah Tanah Eks Onderneming Di Desa Bohotokong


Hingga saat ini, sengketa lahan eks onderneming antara petani desa Bohotokong melawan PT. Anugerah Saritama Abadi milik Theo Nayoan belum kunjung usai. Walaupun belum lama ini, 4 orang petani ditahan namun oleh pengadilan negeri Luwuk dikabupaten Banggai memutuskan bahwa petani tidak terbukti melakukan tindakan pidana seperti halnya yang dituduhkan oleh PT. Anugerah Saritama Abadi Cs.

Kamis, 26 April 2012

Masyarakat : “ Perspektif Pengelola Taman Nasional Lore Lindu Belum Berubah ”

Perjuangan masyarakat hukum adat untuk memperoleh pengakuan atas wilayahnya masih secara terus – menerus dibicarakan. Sebagian wilayah hukum adat yang ditetapkan sebagai kawasan hutan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) merupakan topik permasalahan utama dalam berbagai pertemuan bahkan pembicaraan non formal.

Selasa, 10 April 2012

Masyarakat Balaesang Tanjung Tolak PT. Cahaya Manunggal Abadi

Rencana PT. Cahaya Manunggal Abadi (PT.CMA) melakukan aktifitas pertambangan emas di kecamatan Balaesang Tanjung ditolak oleh masyarakat. Penolakan ini disampaikan secara terbuka dengan melakukan aksi demontrasi ke kantor Badan Lingkungan Hidup kabupaten Donggala dan berakhir pada dialog dengan DPRD kabupaten Donggala pada tanggal 6 Maret 2012.