#menu { background: #333; float: left; list-style: none; margin: 0; padding: 0; width: 100%; } #menu li { float: left; font: 67.5% "Lucida Sans Unicode", "Bitstream Vera Sans", "Trebuchet Unicode MS", "Lucida Grande", Verdana, Helvetica, sans-serif; margin: 0; padding: 0; } #menu a { background: #333 url("http://i47.tinypic.com/n1bj0j.jpg") bottom right no-repeat; color: #ccc; display: block; float: left; margin: 0; padding: 8px 12px; text-decoration: none; } #menu a:hover { background: #2580a2 url("http://i49.tinypic.com/2vjbz4g.jpg") bottom center no-repeat; color: #fff; padding-bottom: 8px;

Jumat, 31 Agustus 2012

Peluru Siapakah Yang Menewaskan Sando ?



Hingga kini, oknum polisi penembak Masdudin (Sando) pada tanggal 18 Juli 2012 belum terungkap. Tragedi tersebut terjadi saat polisi dengan kekuatan 1 SST Brimob Polda Sulteng, 1 SST Dalmas Polres Donggala, 1 SST Kerangka Polres Donggala dan 5 Unit Pam tertutup masuk ke desa Malei kecamatan Balaesang Tanjung dengan melakukan tindakan penembakan dan penangkapan sejumlah warga.

Atas peristiwa ini, banyak kalangan masih meragukan independensi dan keseriusan Kapolda Sulteng dalam melakukan pengusutan secara internal. Olehnya hanya berharap penyelidikan tersebut dapat dilakukan secara profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

Kasus Balaesang, 34 Polisi Diperiksa

PALU, MERCUSUAR - Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sulteng telah memeriksa 34 anggota kepolisian Polres Donggala dan menyita 8 pucuk senjata terkait penembakan warga Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno mengatakan, untuk sementara status ke- 34 anggota tersebut masih sebagai terperiksa. Dari keterangan mereka, penembakan tersebut dilakukan karena adanya reaksi atau penyerangan dari kelompok warga namun keterangan itu masih akan didalami lagi. ”Semua keterangan dari anggota akan ditampung dan bidang Propam akan mensinkronkan hal tersebut dengan berbagai sumber yang dihimpun untuk mencari tahu pelakunya,” tandas Soemarno, Rabu (29/8).

Kamis, 30 Agustus 2012

Sesar Palukoro, Tektonik Paling Aktif di Indonesia

Gempa 6,2 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Palu dan sekitarnya, Sabtu sore (18/08) menjelang takbiran lalu, telah merenggut 8 jiwa. Gempa menyebabkan longsor di sejumlah lokasi di Kabupaten Sigi dan Parigi Montong. Bahkan, 3 kecamatan di wilayah itu terisolir.

Gempa yang mengguncang saat warga tengah asyik berbuka puasa tersebut, membuat panik karena tanah bergetar keras. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, gempa dirasakan sangat keras oleh masyarakat di Palu dan sekitarnya, selama 15 detik.

Pakar gempa dari GREAT ITB, DR Irwan Meilano, menerangkan, gempa ini berasal dari sesar Palukoro. Ia menyebut, sebagian potensi gempa di sekitar patahan Palukoro telah diteliti oleh tim ahli gempa dan Staf Khusus Presiden Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Sesar ini bergerak rata-rata 3 cm per tahun dan sangat berbahaya.

UU Pengadaan Tanah Berpotensi Timbulkan Konflik Agraria

UNDANG-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum memiliki kelemahan. Beleid ini bertolak belakang dengan UUPA No 5 tahun 1990.

"UU ini belum mencirikan prinsip hak warga negara dalam pembangunan yang berkeadilan," kata peneliti agraria, Dianto Bachriadi, saat memberikan keterangnya sebagai saksi ahli yang diajukan oleh pemohon uji materi UU No. 2 Tahun 2012 kepada majelis hakim konstitusi, di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (30/8).

Dianto, menilai kata "pembangunan" dari judul, justru merujuk pada aktifitas pembangunan saran fisik tanpa memperhatikan aspek sosial. "Kalau hanya sarana fisik maka lebih baik disebut UU Pengadaan Tanah bagi pembangunan sarana fisik untuk kepentingan umum," ujarnya.

Rabu, 29 Agustus 2012

Bencana Alam, Ketahanan Pangan Sulteng Goyah



Bencana gempa bumi yang terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Sigi serta banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) membuat ketahanan pangan Sulteng sedikit goyah. Pasalnya, Kabupaten Parmout dan Kabupaten Sigi adalah daerah lumbung pangan.

“Memang saat ini kondisi pangan kita lagi goyang, tapi cadangan pangan kita sebanyak 40 ribu ton beras, masih mampu menstabilkan kondisi pangan kita. Selain cadangan kita masih cukup banyak, cadangan pangan di daerah pun juga masih cukup,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Sulteng, Rusdi Bactiar Rioeh.

Penyiksaan Terhadap Warga Balaesang Tanjung, Pelanggaran HAM Serius

Apapun alasannya dan bagaimana pun permasalahannya, tindakan penyiksaan tidak boleh ada yang membenarkan-nya. Seperti halnya yang dialami oleh beberapa warga di kecamatan Balaesang Tanjung, kabupaten Donggala, propinsi Sulawesi Tengah.

Tindakan penyiksaan fisik berupa pemukulan dan penyetruman dilakukan saat proses penyelidikan oleh pihak kepolisian di kantor kepolisian sektor Sirenja di desa Tompe kecamatan Sirenja.

Rasa sakit, trauma masih terasa dan terlihat dari wajah Muksin, saat mereka akan menghadiri proses sidang pra peradilan di kantor pengadilan negeri Donggala yang diajukan oleh koalisi Balaesang Tanjung (Kasub) terhadap pihak kepolisian di daerah tersebut. “ Saya dipukul pada bagian wajah lalu badan saya disetrum supaya saya mengakui terlibat dalam peristiwa tanggal 17 Juli 2012, tetapi saya tidak mau mengakuinya karena memang saya tidak ikut”. Jelasnya sebelum menghadiri sidang. Kemudian Muksin dilepaskan karena tak terbukti melakukan tindakan kriminal yang dituduhkan oleh polisi.

Senin, 27 Agustus 2012

Rumah Penolak Tambang Di Bakar Dan Di Lempar, Polisi dan Pemda Donggala Bungkam

Peristiwa pembakaran rumah terjadi pada Rabu malam tanggal 18 Juli 2012, pasca penembakan yang dilakukan oleh pihak kepolisian yang melukai 4 orang warga dan 1 orang meninggal dunia. Pembakaran rumah dilakukan saat sebagian besar warga penolak tambang telah meninggalkan rumah mereka setelah polisi dengan kekuatan 1 SST Brimob Polda Sulteng, 1 SST Dalmas Polres Donggala, 1 SST Kerangka Polres Donggala dan 5 Unit Pam Tertutup melakukan penembakan, penggeledahan dan penangkapan warga.

Rumah korban pembakaran tersebut diketahui bernama Saharudin yang terletak di dusun 3 desa Walandano kecamatan Balaesang Tanjung, kabupaten Donggala, propinsi Sulawesi Tengah. Namun, pelaku pembakaran hingga kini tak pernah dilakukan tindakan penyelidikan oleh pihak kepolisian di daerah ini.

Minggu, 26 Agustus 2012

Korban Gempa Sigi, Harap Bantuan Bahan Bangunan Dari Pemerintah Sigi


Arifin salah seorang warga desa Tuva, kecamatan Gumbasa, kabupaten Sigi, hanya bisa pasrah melihat rumahnya ambruk setelah di guncang gempa pada hari Sabtu,18 Agustus 2012. Kini ia bersama keluarganya mendirikan tenda darurat di depan rumahnya, sebagai tempat berlindung sementara dari terik matahari dan guyuran hujan.

Dua Penambang Emas Tewas Terseret Banjir di Palu

Selain dua orang tewas, sejumlah penambang juga dilaporkan hilang karena berada di sekitar Sungai Poboya.

Dua penambang emas tradisional di Poboya, Kota Palu, Minggu, ditemukan tewas di Sungai Poboya akibat terseret banjir bandang yang terjadi pada semalam.

Selain dua orang tewas, sejumlah penambang juga dilaporkan hilang karena berada di sekitar Sungai Poboya.

Banjir Bandang Juga Landa Kota Palu

Banjir bandang di Sulawesi Tengah tidak hanya terjadi di Kabupaten Parigi Moutong, tapi juga melanda Kota Palu. "Sungai Poboya di Kota Palu meluap dan tanggul sungai jebol sepanjang 200 meter," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang diterima Tempo, Minggu, 26 Agustus 2012.

Banjir banding yang melanda Kota Palu terjadi Sabtu, 25 Agustus 2012 pukul 22.00. Dua orang dikabarkan meninggal dunia dan dua orang lainnya dinyatakan hilang. "Korban tewas dan hilang berprofesi sebagai penambang emas," ujar Sutopo menjelaskan.

Banjir Parigi Moutong Putuskan Jalur Trans Sulawesi

Banjir bandang yang melanda Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, memutuskan jalur Trans Sulawesi, jalur transportasi darat yang menghubungkan provinsi tersebut dengan tiga provinsi lain, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan.

Saat banjir bandang terjadi Sabtu (25/8/2012) sekitar pukul 20.00 Wita, ketinggian air mencapai lima meter dari badan jalan. Kondisi terparah akibat banjir bandang ini dialami wilayah Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan , Kabupaten Parigi Moutong.

Banjir telah meluluhlantakkan puluhan rumah warga yang rumahnya dekat dengan aliran sungai. Warga mengaku hanya bisa menyelamatkan sebagian harta benda.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Dua Desa Di Kecamatan Parigi Selatan Terendam Air

Dua desa di kecamatan Parigi Selatan, kabupaten Parigi Moutong, propinsi Sulawesi Tengah yaitu desa Dolago dan desa Boyantongo malam ini dilanda banjir setelah di guyur hujan sekitar 2 jam lamanya. Menurut Herman, seorang warga desa Dolago, hujan deras di sertai guntur diperkirakan mulai pukul 19.00 malam tadi. Kini ketinggian air mencapai 50 cm dan diperkirakan bisa terus naik. Luapan air tersebut berasal dari dua sungai yakni sungai pemaloa dan sungai dolago. Di perkirakan 1000 Ha sawah masyarakat telah terendam air.

Saat luapan air dari sungai tersebut mulai masuk kedalam rumah, hal ini membuat panik warga di dua desa tersebut, dan bergegas mencari tempat yang relatif aman. Saat ini sebagian warga desa mengungsi ke kantor Pusat Pelatihan Petani dan ke arah desa Sumber Sari kecamatan Parigi Selatan. “ Ibu dan anak-anak sebagian telah mengungsi, semua mencari tempat yang agak lebih tinggi, sementara kaum pria bertahan untuk berjaga – jaga guna melindungi barang dalam rumah mereka” terang Herman melalui via telepon malam ini. 

Informasi : Herman, Warga Desa Dolago

Di Duga Adanya Rekayasa Percepatan Tahapan Eksplorasi PT.CMA Di Balaesang Tanjung

Pernyataan Bupati Donggala Habir Ponulele dan Ketua Partai Amanat Nasional Kabupaten Donggala Gosetra Mutaher dalam menyikapi aktivitas PT.Cahaya Manunggal Abadi (CMA) di Balaesang Tanjung patut untuk dicermati oleh semua pihak. Sikap yang ditampilkan dalam pernyataan – pernyataan tersebut tidaklah mencerminkan sebagai sikap seorang pemimpin dan juga sebagai seorang wakil rakyat
Bupati Donggala Habir Ponulele dalam berbagai kesempatan hingga pada pertemuan pasca hari raya Idul Fitri 2012 yang dihadiri oleh sejumlah kepala Desa dan Camat se-Kabupaten Donggala menyatakan bahwa aktivitas PT.CMA masih terbatas pada menjalankan aktivitas eksplorasi hingga tahun 2013. Bupati pun menerangkan bahwa PT. CMA akan melakukan aktivitas pertambangan yang ramah lingkungan.

Jumat, 24 Agustus 2012

Korban Gempa Sigi Mulai Terserang Penyakit

Korban gempa bumi di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah, mulai terserang berbagai penyakit. Hingga Jumat (24/8), ratusan pengungsi korban gempa sudah mendapat perawatan medis.

Posko kesehatan di lokasi pengungsian mencatat, sebanyak 221 korban mendapat perawatan medis. Kebanyakan di antara mereka menderita diare dan inspeksi saluran pernafasan atas (ISPA).

Selain itu, warga juga masih trauma dengan gempa 6,2 skala Ricther yang terjadi pada akhir minggu lalu. Karena itu, mereka masih mengungsi untuk mewaspadai gempa susulan.(TII)

www.metrotvnews.com 

Kamis, 23 Agustus 2012

Kesejahteraan Petani Menurun, Perencanaan SKPD Amburadul

Penurunan tingkat kesejahteraan petani yang dipengaruhi oleh rendahnya serapan anggaran di tiga SKPD terkait, membuktikan bahwa perencanaan program di instansi tersebut amburadul.

Berdasarkan data BPS Sulteng, kesejahteraan petani tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sejak Januari hingga Juni terus menurun. Disatu sisi, serapan anggaran Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Dinas Peternakan juga sangat rendah.

Akademisi Universitas Tadulako, Profesor Zainuddin Basri mengatakan, semestinya, program-program peningkatan kesejahteraan petani merata. Karena tidak direncanakan secara matang, akhirnya petani menjadi korban.

Rabu, 22 Agustus 2012

Gubernur Sulteng pimpin pertemuan bahas konflik Sigi

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Rabu, memimpin pertemuan yang menghadirkan warga Kabupaten Sigi yang terlibat konflik dalam dua hari terakhir.

"Saya ingin masalah ini selesai karena kita semua ini bersaudara," kata Longki Djanggola, mengawali pertemuan warga dari dua kecamatan di ruang Polibu Kantor Gubernur.

Pertemuan tersebut dihadiri 10 perwakilan, diantaranya dari desa Uemanje, Beka, Binangga, Padende, Porame dan Balane.

Warga Lega Akses Jalan ke Lindu Terbuka

Sejumlah warga Lindu yang tinggal dan bekerja di Palu, Sulawesi Tengah, kini lega karena akses jalan menuju kecamatan itu terbuka kembali setelah empat hari tertutup total karena tertimbun longsor akibat gempa bumi.

"Saya sekarang lega. Sebab, dengan terbukanya akses jalan ke Lindu berarti sudah bisa mengunjungi keluarga di sana," kata seorang warga Lindu, Ny Telda (47), Rabu (22/8).

Ia menuturkan, sejak terjadi gempa bumi, mereka tidak bisa pergi melihat keadaan orang tua dan keluarga lainnya di sana.

Selasa, 21 Agustus 2012

Korban Gempa Sigi Butuh Beras dan Terpal

Korban gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah memerlukan bantuan beras dan terpal. Suplai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi masih terbatas.

"Bantuan tenda dari masyarakat belum ada yang masuk ke Posko Utama. Kami sendiri baru menyalurkan sekitar 40 lembar terpal," kata Kepala Seksi Logistik BPBD setempat, Zakir, di Sigi, Rabu (22/8).

Warga memerlukan ratusan terpal sebagai tenda darurat di depan rumah mereka. Sebab gempa susulan berskala kecil masih terus terjadi di tiga kecamatan di Sigi, yakni Kulawi, Gumbasa, dan Lindu.

Liput bentrok di Sigi, wartawan tertembak di leher

Pemimpin redaksi TV Palu bernama Salahuddin alias Ala tertembak peluru nyasar saat meliput bentrokan antarwarga lima desa di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (21/8) sekitar pukul 12.00 WITA.

Korban terkena peluru yang bersarang di bagian leher sebelah kanan, diduga peluru tersebut berasal dari senapan angin berkaliber besar.

Salahuddin menyebutkan bahwa saat kejadian dirinya sedang meliput aksi saling serang warga yang bertikai, yakni dari Desa Binangga dan Padende yang juga melibatkan warga tiga desa lain di sekitarnya. Ratusan warga yang terlibat bentrok itu saling serang menggunakan senjata tajam dan senjata rakitan.

Warga di lokasi bentrok Sigi mulai mengungsi

Sejumlah warga di Desa Binangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang terlibat bentrok antarwarga, Selasa sore, mulai mengungsi ke tempat yang aman.

Bestari, warga Desa Binangga, yang ditemui di Mapolsek Marawola, mengatakan para pengungsi itu sebagian besar wanita dan anak-anak yang merasa ketakutan.

Mereka mengungsi di Kelurahan Pengawu, Kota Palu, sekitar lima kilometer dari Desa Binangga.

"Mereka tinggal bersama sanak saudaranya dengan bekal seadanya," kata Bestari.

Tiga Korban Gempa Dievakuasi dengan Helikopter

Sebanyak tiga korban gempa bumi di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulteng, Selasa (21/8/2012) siang, dievakuasi dengan menggunakan helikopter untuk dibawa ke rumah sakit di Kota Palu.

Helikopter dikerahkan sebab akses jalan ke Kecamatan Lindu tertimbun longsor akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter pada Sabtu (18/8/2012). Hingga kini, tim SAR belum berhasil menembus Kecamatan Lindu melalui jalur darat.

Camat Lindu, Karso, saat mengantar para korban ke posko bencana gempa Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Sigi mengatakan, para korban dirujuk ke RS Madani, Palu, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Desa Tuva.

4.600 Jiwa Korban Gempa Tidur di Luar Rumah

Sekitar 4.690 jiwa dari jumlah penduduk di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, tidur di luar rumah karena selain tempat tinggal mereka porak poranda akibat gempa 6,2 Skala Richter, gempa susulan juga masih terus terjadi.

"Hari Selasa ini saja sekitar tujuh kali gempa yang kami rasakan. Gempa pukul 03.00 WITA cukup keras sehingga membuat warga sedikit panik," kata Penanggungjawab Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi, Zakir, di Desa Tuva, Selasa (21/8/2012).

Zakir mengatakan, di tiga kecamatan yang terkena gempa yakni Lindu, Kulawi dan Gumbasa, sebagian besar masyarakatnya tidur di tenda darurat depan rumah karena trauma atas kejadian gempa 6,2 SR yang menewaskan enam warga dan puluhan lainnya luka-luka.

Senin, 20 Agustus 2012

Gempa Bumi Kabupaten Sigi : Bantuan Makanan Belum Mencukupi

Gempa bumi yang berkekuatan 6,2 Skala Richter pada Sabtu (18/8) pukul 17.45 di kabupaten Sigi mengakibatkan jalan poros Palu - Kulawi sempat terputus, korban jiwa dan ratusan rumah penduduk roboh.

Tim Relawan Kemanusiaan Hintuvu ( TRK Hintuvu ) yang merupakan gabungan dari anggota masyarakat, pemerintah desa setempat dari beberapa desa dan sejumlah anggota Lembaga Swadaya Masyarakat menerangkan bahwa hingga saat ini tercatat sekitar 553 rumah masyarakat yang mengalami kerusakan baik berat maupun ringan. “ Ini jumlah total rumah di desa Tuva, Salua dan sebagian di Kulawi kota yang tim dapatkan dilapangan”, terang Desmon. Yakni koordinator informasi dan data dari TRK Hintuvu di desa Bolapapu.

Poros Jalan Rusak Akibat Gempa Sigi Sudah Bisa Dilewati Kendaraan

Poros jalan Saluwa-Kulawi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang putus total akibat bumi 6,2 Skala Richter pada Sabtu (18/8/2012) sore, sudah bisa dilewati kendaraan. Badan jalan yang sebelumnya tertutup material tanah longsor dan sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan, termasuk sepeda motor, mulai Senin (20/8) pagi sudah bisa dilewati.

Komandan Kodim 1306/Donggala Letkol CZI Rudy Wahjudiono di Sigi, Senin, mengatakan, dengan terbukanya jalur tersebut berbagai bantuan logistik untuk korban di Kecamatan Kulawi sudah bisa didistribusikan.

Meski demikian, pengguna jalan harus ekstra hati-hati karena selain sempit, jalanan masih terdapat banyak material tanah longsor. Selain itu, beberapa titik jalan ikut longsor akibat gempa, sehingga rawan kecelakaan.

Bentrok Sigi Dipicu Soal Sepele

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Dewa Parsana mengatakan, bentrok di Sigi dipicu oleh masalah sepele.

Saat itu, seorang warga asal Desa Binangga sedang berkunjung ke kerabatnya. Saat melintas di Desa Beka, tiba-tiba pemuda itu dihadang oleh sekelompok orang.

“Korban penghadangan akhirnya cerita sana-sini sehingga memicu warga,” kata Dewa. Pelaku penghadangan itu diduga mabuk minuman keras dan bicara kasar.

Kapolda Terkendala Bahasa Saat Redam Bentrok di Sigi

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi Dewa Parsana mengalami kesulitan bahasa, saat menenangkan massa yang terlibat bentrok di Kabupaten Sigi, Sulteng, Senin (20/8).

Saat menghalau massa di Desa Binangga, imbauan Dewa Parsana tak digubris warga setempat. Bahkan, sejumlah warga terlihat semakin beringas sehingga sejumlah anggota polisi meminta Dewa Parsana meninggalkan lokasi bentrok.

Warga sejumlah desa yang terlibat bentrok adalah warga Suku Kaili yang tinggal di lembah di Palu. Bahkan sebagian di antara mereka tidak mengerti Bahasa Indonesia. Dewa Parsana pun tidak mengetahui bahasa Kaili yang digunakan masyarakat setempat.

Korban Bentrok di Sigi Seorang Guru

Seorang guru asal Desa Uwemanje, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menjadi korban bentrokan antarwarga, Senin.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana di lokasi kejadian mengatakan, korban bernama Yahya itu berumur sekitar 45 tahun.

Korban meninggal dunia saat ini sudah dibawa ke RS Bhayangkara Palu yang berjarak sekitar 10 kilometer dari lokasi bentrok.

Korban mengalami luka bacok benda tajam di sekujur tubuhnya, dan diduga meninggal dunia pada Senin pagi karena kondisi tubuhnya sudah bengkak dan membiru.

Minggu, 19 Agustus 2012

Penangguhan Tersangka Balaesang Harus Ada Jaminan

Permohonan keluarga tersangka perusakan rumah di Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala meminta untuk ditanguhkan. Semua kebijakan dan penilaian terhadap para tersangka ada pada Polres dinggala karena itu merupakan wilayahnya Kapolda Sulawesi Tengah mengatakan hal itu usai melepas rombongan takbir keliling yang dipusatkan di Kantor Walikota Palu.

Menurut Kapolda, Brigjen Pol, Drs, Dewa Parsana M,Si pada dasarnya para tersangka bisa saja untuk ditangguhkan. namun apakah ada jaminan jika sekembali ke daerahnya tidak terjadi benturan lagi. “jangan sampai warga lain kembali terpancing” Katanya tegas.

3 Korban Gempa di Sigi Dirujuk ke Palu

Tiga korban luka parah akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 SR di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/8/2012) petang, dirujuk ke RSUD Undata Palu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi, Resmin Rase, mengatakan ketiga korban tidak bisa ditangani di Puskesmas di Sigi, apalagi kabupaten ini belum memiliki rumah sakit.

Ketiga korban itu masih anak-anak yang berusia lima bulan, tujuh tahun dan delapan tahun. Mereka mengalami luka karena tertimpa reruntuhan bangunan.

Ratusan korban gempa Sigi menginap di tenda

Palu (ANTARA News) - Ratusan warga korban gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu malam terpaksa menginap di tenda-tenda darurat.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sigi Husen Habibu, Sabtu malam mengatakan, ratusan warga di Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Gumbasa tersebut takut masuk di dalam rumah karena khawatir dengan kondisi rumah mereka yang retak akibat gempa yang menerjang Kota Palu dan sekitarnya Sabtu petang.

"Badan Penanggulangan Bencana sudah membangunkan mereka tenda darurat, namun sebagian warga memilih membangun tenda di depan rumah mereka," kata Husen Habibu.

Gempa Sulteng sudah sebabkan empat orang tewas

Hingga Minggu (19/8) siang penanganan dampak gempa bumi 6,2 SR yang terjadi pada Sabtu (18/8) di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah masih dilakukan.

Dari data yang dikumpulkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) gempa bumi itu mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan tujuh orang luka berat.

Korban luka kini ditangani sementara di puskesmas-puskesmas di sekitar lokasi bencana.

Selain itu tercatat 51 unit rumah rusak berat terdiri atas 43 rumah di Kabupaten Sigi dan delapan unit rumah di Kabupaten Parigi Moutong.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Gempa 6,2 SR Guncang Palu

Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter (SR) mengguncang Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pada pukul 16.41 WIB  Sabtu (18/8). Lokasi gempat terletak  di 1.21 LS,120.08 BT (27 km Barat Daya ParigiMoutong atau 38 km Tenggara dari Sigi dan 40 km Tenggara Kota Palu Sulteng.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan pusat gempa pada kedalaman 10 Km dan berada di daratan merupakan bagian dari sesar Palukoro. "Sesar Palukoro bergerak rata-rata 3 cm per tahun sehingga sangat berbahaya. Gempa tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima JPNN, Sabtu (18/8).

Jumat, 17 Agustus 2012

67 Tahun Indonesia Merdeka, Adakah Tanah Untuk Rakyat?

Konflik horisontal terus menodai perjalanan negeri ini jauh sebelum kemerdekaan hingga kini 67 tahun setelah berdaulat. Gesekan selalu saja muncul dengan dalih yang berbeda-beda.

Konflik dengan masyarakat Aceh yang ingin merdeka terselesaikan sudah dengan cara yang amat cantik, yakni diplomasi. Dalam pidato HUT ke-67 Proklamasi Kemerdekaan, Kamis (16/8/2012), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang Aceh sebagai model perdamaian, diplomasi, dan demokrasi. Aceh menjadi potret sejarah yang menggambarkan dengan jelas bahwa konflik dapat diselesaikan melalui mekanisme diplomasi dan demokrasi.

Namun, konflik horisontal tetap saja sulit dihindari. Salah satu yang kerap terjadi belakangan ini adalah konflik horisontal akibat persoalan kepemilikan tanah. Yakni konflik antara rakyat dengan pengusaha, antara rakyat dengan rakyat, antara rakyat dengan pemerintah, atau antara rakyat dengan aparat keamanan.

Kapolres Donggala di Perapradilankan


DONGGALA - Terkait penangkapan yang dilakukan terhadap tiga belas warga yang berunjuk rasa menolak keberadaan PT Citra Manunggal Abadi (CMA) di Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala, beberapa waktu lalu, Kapolres Donggala akhirnya di praperadilankan. Prapradilan itu dilakukan karena penangkapan terhadap ketiga belas warga yang diduga melakukan pembakaran dan pengrusakan tersebut tidak dilakukan sesuai prosedur atau tidak sah.

Rabu (15/8) kemarin, Kapolres Donggala selaku termohon diwakili oleh Kasat Reskrim AKP Margianta dan beberapa anggota kepolisian di Polres Donggala telah menjalani sidang perdana atas praperadilan itu. Sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN ) Donggala tersebut di pimpin oleh Wisnu Widodo SH. Agendanya yakni pembacaan berita acara permohonan gugatan perapradilan terhadap termohon dan pembacaan berita acara pembelaan terhadap gugatan pemohon dari termohon yang diperapradilankan.

Rabu, 15 Agustus 2012

IUP tak dicabut, bukti keberpihakan Bupati Donggala Ke PT. CMA

Pernyataan Bupati Donggala, Habir Ponulele di aula Kantor Bupati Donggala beberapa hari lalu, merupakan sebuah pernyataan yang tidak sensitif konflik dan berpotensi memperpanjang konflik di Balaesang Tanjung. Hal ini sangat mengherankan, jika pemerintahan di kabupaten Donggala seakan tak peduli dan melupakan bahwa akibat dari rencana aktivitas pertambangan tersebut telah menewaskan dan melukai beberapa orang warga di Balaesang Tanjung. Bahkan sebagian lainnya lari mengungsi kebeberapa tempat, karena dikejar-kejar aparat kepolisian.

Keinginan kuat Bupati Donggala, Habir Ponulele agar PT.Cahaya Manunggal Abadi (CMA) tetap melaksanakan aktivitasnya di kecamatan Balaesang Tanjung, semakin memperjelas bahwa lemahnya proses monitoring pemerintah kabupaten Donggala terhadap aktivitas PT.CMA di kecamatan Balaesang Tanjung. Selain itu pernyataan demikian adalah bentuk penistaan terhadap keberadaan masyarakat adat Balaesang sebagai sebuah entitas. Olehnya patut diduga telah terjadi praktek suap dalam proses memuluskan langkah PT.CMA untuk tetap melanjutkan ekplorasi.

Selasa, 14 Agustus 2012

Raport Merah Bupati Donggala Di HUT 60 Tahun Kabupaten Donggala

Oleh : Syafruddin. K **

Selamat ulang tahun ke-60 tahun Kabupaten Donggala. Di hari yang sangat membahagiakan ini, kabupaten Donggala memasuki umur yang cukup matang dan telah menorehkan berbagai prestasi baik di kancah daerah maupun nasional. Prestasi tersebut diungkapkan oleh Gubernur Sulteng, Longki Djanggola dalam sambutannya pada perayaan HUT Kabupaten Donggala yakni penghargaan Piala Adipura ke kempat kalinya dari Presiden RI dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI Perwakilan Sulteng.

Atas prestasi tersebut, Gubernur Sulteng mengharapkan “Kabupaten Donggala dapat menjadi kota impian dan icon Sulawesi Tengah yang patut untuk dibanggakan,” kata gubernur dihadapan Bupati Donggala, Habir Ponulele dan seluruh pejabat Pemerintah kabupaten Donggala.

Di hari yang sangat membanggakan di pertengahan tahun 2012 ini, ada satu prestasi (baca prestasi negatif) yang mungkin lupa disampaikan oleh Gubernur Sulteng yakni peristiwa tragedi berdarah di Balaesang Tanjung, yang mengakibatkan 1 orang tewas, 4 orang luka tembak dan 15 orang lainnya mendekam di tahanan Polres Donggala.

Polres Akan Menindak Tegas Oknum Penyebar Isu

“ Warga Balaesang Tanjung Resah Terhadap Isu Penangkapan Polisi ”
NUANSA POS- Donggala- Kepolisian Resort ( Polres ) Kabupaten Donggala, akan memberikan tindakan tegas terhadap oknum-oknum tertentu yang menyebarkan isu penangkapan terhadap masyarakat di kecamatan Balaesang Tanjung.

Wakapolres Donggala, Komisaris Polisi P. Sembiring, kepada Nuansa Pos baru – baru ini mengatakan, pihaknya telah melakukan penyelidikan soal oknum penyebar isu ditengah masyarakat kecamatan Balaesang Tanjung.

Dikatakannya, pihak Polres Donggala telah menerima informasi tentang adanya oknum-oknum tertentu yang berkeliaran menyebarkan isu yang meresahkan masyarakat di kecamatan Balaesang Tanjung.

Minggu, 12 Agustus 2012

Unjuk Rasa di Mapolres Kampar Ricuh

Kericuhan mewarnai unjuk rasa ratusan warga Sinama Nenek, Kabupaten Kampar, Riau, Jum'at (10/8). Massa menuntut pembebasan tiga warga yang ditangkap polisi karena mencuri buah sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V.

Unjuk rasa yang didominasi para ibu di depan Kantor Kepolisian Resor Kampar itu awalnya berlangsung tertib. Namun, tiba-tiba berubah menjadi ricuh, ketika seorang ibu histeris dan berteriak kepada polisi agar tiga warga tersebut dibebaskan.

Tak Peduli Bulan Ramadhan, Teror Terhadap Warga Yang Menolak PT.CMA Terus Berlangsung

Teror terhadap warga di kecamatan Balaesang Tanjung belum juga berhenti. Sudah memasuki hari ke- 24 puasa, teror masih terus berlangsung. Kemarin, kamis 9 Agustus 2012 seorang warga kembali di datangi oleh dua orang kaki tangan PT.Cahaya Manunggal Abadi ( PT.CMA) yang di ketahui bernama Jn dan Bn. Kedatangan kedua orang tersebut meminta warga agar menyerahkan diri ke kantor polisi resort Donggala. Sebab besok ( jumat, 10 Agustus 2012 ) polisi akan datang melakukan penggrebekan semua rumah warga yang hingga saat ini belum mau menyerahkan diri. Menurut Jn dan Bn, jika polisi datang untuk melakukan penangkapan dan mereka masih di temui di rumah masing-masing maka akan di tembak mati.

Sebelum peristiwa diatas, seorang warga Balaesang Tanjung yang salah satu anggota keluarganya di tangkap oleh polisi menuturkan, bahwa keluarga mereka juga di datangi oleh polisi. Kedatangan polisi tersebut memaksa agar pihak keluarga mengakui barang bukti milik anggota keluarga yang berada dalam tahanan kepolisian. Dengan nada agak mengancam, “ jika tidak di akui barang bukti tersebut maka mereka akan mempersulit keluarga tersebut.

Jumat, 10 Agustus 2012

Pemerintah Harus Cabut Izin CMA

Koalisi Advokasi Untuk Balaesang Tanjung (kasub) menanggapi pernyataan Bupati Donggala Habir Ponulele, yang masih memberi peluang kepada PT. Cahaya Manunggal Abadi (CMA), melanjutkan eksplorasi.

Kasub menuntut agar bupati segera mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik CMA, dan bupati segera meminta maaf kepada masyarakat setempat atas pertikaian yang menelan korban akibat kebijakan pemberian IUP kepada CMA.


KASUB juga meminta pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait dengan adanya dugaan pelanggaran hukum atas terbitnya IUP CMA di Balaesang Tanjung.


Kamis, 09 Agustus 2012

Mempertanyakan Negeri Pertanian Krisis Pangan

Sebagai negara yang amat subur, tanaman apapun bisa tumbuh di negeri ini. Lahan seluas 40,6 juta hektar dengan kondisi tanah subur sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat negeri ini. Namun, yang patut dipertanyakan adalah kenapa bisa negeri yang begitu subur lahan pertaniannya justru terancam hanya gara-gara melambungnya harga bahan baku tempe? Pasti kita semua geleng kepala menyaksikan hal ajaib seperti ini terjadi di sebuah negeri dengan lahan luas dan kondisi tanah yang begitu subur. Indonesia sudah berada di ambang zona gawat darurat dalam hal pangan. Sedikit-sedikit, impor. Impor beras, jagung, garam, elektronik hingga yang teranyar heboh impor kacang kedelai. Padahal semua orang di dunia, apalagi orang Indonesia sendiri mengakui kalau tanah Indonesia subur untuk ditanami segala macam tanaman. Batang ubi tinggal lempar sesuka hati, tumbuh dengan sendirinya. Ranting kayu ditancapkan dimana saja, bertunas perlahan tanpa harus disirami. Batang tebu yang terbuang ke pinggiran lobang sampah, sungai dan peceran, lama-lama keluar tunasnya menjadi bibit baru yang tumbuh menjadi tumbuhan tebu. Sebenarnya apa yang salah? Kenapa bisa sampai kehabisan stok kacang kedelai dan repot-repot mengimpor dari negara lain?

Tragedi Berdarah Balaesang Tanjung : Penganiayaan dan Intimidasi Terhadap Seorang Mahasiswa UNTAD Di Rumah Anggota DPRD Donggala

Sebelum tragedi berdarah yang menewaskan Sando Alias Masdudin (50) dan 4 orang warga lainnya yang mengalami luka tembak di kecamatan Balaesang Tanjung, ternyata tekanan terhadap warga Balaesang Tanjung telah berlangsung. Ini terungkap setelah tragedi berdarah tersebut terjadi.

Seorang mahasiswa Universitas Tadulako (UNTAD) Palu Fakultas Pertanian berinisial AM, menjadi salah satu korban penganiayaan dan intimidasi oleh pihak – pihak yang menjadi kaki tangan PT. Cahaya Manunggal Abadi ( PT.CMA).

Penganiayaan dan intimidasi tersebut, dilakukan di sekitar rumah pribadi seorang anggota DPRD Donggala bernama Gosetra Mutaher. Peristiwa ini pada bulan Juni 2012, terang seorang warga Balaesang Tanjung yang tidak mau di sebutkan namanya. AM saat itu sedang mengendarai motor. Tiba-tiba AM berhenti karena handphone-nya berbunyi. Ternyata AM melihat ada SMS ( Short Message Service ) yang masuk. Saat AM sedang asyik membaca SMS, secara tiba-tiba kepala AM dipukul dari arah belakang hingga helm yang digunakan-nya pecah. AM jatuh dari atas motor dan tersungkur di jalan raya. Belum sempat terbangun, kembali AM di tendang oleh orang yang berbeda, sambil mengeluarkan kata-kata “ kau mata-mata “ (spy).

Rabu, 08 Agustus 2012

Tragedi Berdarah Balaesang Tanjung : Warga BalaesangTanjung Bantah Menggunakan Bom Molotov Dan Bom Ikan

Tragedi berdarah pada hari Rabu, 18 Juli 2012 perlahan – lahan mulai terkuak kepermukaan. Sejumlah pernyataan oleh pihak kepolisian di berbagai media, di duga tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Sebab beberapa keterangan yang di peroleh tim investigasi dari Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Kemanusiaan Dan Anti Kekerasan terdapat beberapa perbedaan dan kejanggalan antara pernyataan pihak kepolisian di media dan keterangan dari sejumlah saksi mata di lapangan.

Dalam sejumlah keterangan yang di sampaikan pihak kepolisian ke beberapa media, menyatakan bahwa peristiwa pada hari Rabu 18 Juli 2012, polisi di hadang oleh sekelompok massa dengan melakukan tindakan melemparkan bom molotov dan menggunakan bom ikan.

Obat Askes Kosong, Anggaran Pembelian Obat Dialihkan

Sejumlah obat-obatan yang dikhususkan kepada pasien Askes di RS Undata kosong. Hal tersebut diduga disebabkan oleh pengalihan dana pembelian obat sebesar Rp 500 juta ke program lain di rumah sakit itu.

Informasi yang diperoleh, kekosongan obat merek tertentu ini telah terjadi sepekan terakhir. Pasien yang seharusnya memperoleh obat khusus, terpaksa harus diganti dengan obat merek lain. Karena pelayanan yang tidak memuaskan ini, sejumlah warga melaporkannya ke Komisi IV DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng.

Usai menerima laporan warga, Anggota Komisi IV, Mustar Labolo langsung turun mengecek keluhan tersebut. Mustar menemukan, sebagian obat-obatan untuk pasien Askes terpaksa diganti dengan obat lain.

Selasa, 07 Agustus 2012

Sepenggal Kesaksian Warga Dalam Tragedi Berdarah Di Balaesang Tanjung


Pada waktu hari kejadian, Rabu 18 Juli 2012 awal polisi datang. Saat itu, saya hanya berdua dengan teman. Saya melihat polisi berjalan kaki dan sebagian lagi naik mobil. Karena ketakutan kami berbalik arah dan lari. Saat lari, saya menengok ke belakang dan melihat seorang polisi berperawakan kecil mengejar kami dan menembak sebanyak dua (2) kali dengan senjata. Kami berlari ke belakang rumah ke arah pantai. Di situlah saya bersembunyi. Saat itu belum ada warga berkumpul, yang ada hanya polisi berjalan sambil terus menerus membuang letusan senjata.

Setelah merasa sedikit aman, saya keluar dari tempat persembunyian dan kembali ke jalan mencari teman-teman lainnya. Saat itu bunyi letusan dari senjata api polisi masih terus terdengar dari kejauhan. Tiba-tiba datang seorang teman mengabarkan kepada kami bahwa teman kita bernama Sando terkena tembakan polisi.

Singgung Kasus Balaesang, FPR Tuntut Hak Petani

Meski menjalani ibadah puasa, puluhan massa dari Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi, Jalan Sam Ratulangi Palu, Senin (6/8). Isu yang diangkat para demonstran, yakni terkait dengan konflik agraria di Sulteng dan juga masalah pertambangan di Kecamatan Balaesang Tanjung.

Koordinator Lapangan (Korlap), Toni mengatakan, konflik agraria yang terjadi saat ini disebabkan oleh monopoli atas tanah yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan dan pertambangan. “Perampasan tanah besar-besaran itu membuat penyempitan lahan garapan petani, bahkan hilangnya tanah petani secara massif,” ujar Toni.

Kaum tani, kata dia, dibiarkan menjadi buruh tani di negerinya sendiri, sementara penguasa tanah, hanya diberikan kepada pertambangan dan perkebunan sawit skala besar. Pada akhirnya, para petani tertindas oleh perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit.

Senin, 06 Agustus 2012

Perusahaan Tambang Morowali, Buang Limbah Di Laut

Hampir dipastikan semua perusahaan tambang yang beroperasi di Kabupaten Morowali, membuang limbah di laut dan sungai sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Sementara perusahaan tambang tersebut, telah mengantongi UKL/UPL bahkan Amdal.

Kepala Bidang Pengawasan, Pengendalian dan Penaatan Kasus Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup Sulteng Zaenab Ishak mengatakan, tahun sebelumnya, rata-rata perusahaan baik perusahaan pertambangan dan perusahaan perkebunan yang ada di Kabupaten Morowali, tidak memiliki penampungan limbah.

“Rata-rata perusahaan yang ada di Kabupaten Morowali khususnya tambang dan perkebunan tidak memiliki tempat pembuangan limbah, sehingga limbah yang dihasilkan dibuang ke perarian laut dan sungai, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan yang ada di sekitarnya,” ujarnya.

IZIN KEHUTANAN: Perusahaan tambang tanpa izin akan diputihkan

Sejumlah perusahaan pertambangan dan perkebunan yang terlanjur beroperasi tanpa izin pelepasan kawasan hutan berpeluang memeroleh status pemutihan.

Akhir juli lalu, pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 60/2012 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, serta PP Nomor 61/2012 tentang penggunaan kawasan hutan. Kedua produk hukum anyar itu menyempurnakan PP Nomor 10/2006 dan PP Nomor 24/2010.

Perbaikan regulasi pelepasan kawasan hutan akan membuka jalan untuk bisnis pertambangan dan perkebunan yang sebelumnya dicap haram karena beroperasi tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan. Perusahaan kebun dan tambang yang mendapat keistimewaan pemutihan adalah yang mengantongi izin usaha yang diterbitkan oleh pemerintah daerah.

Konflik Balaesang, Kapolda Dinilai Aneh

Pernyataan Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana yang menyebut bahwa penembakan terhadap lima warga Balaesang Tanjung sudah procedural, dinilai aneh oleh kalangan mahasiswa. Mereka menilai Kapolda sangat melindungi kesalahan anggotanya.

Menurut puluhan mahasiswa, dari sini sangat jelas terlihat bahwa kepolisian tidak berpihak terhadap hak-hak rakyat, melainkan membela kaum investor.

“Sungguh sangat aneh kalau penembakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap masyarakat Balaesang Tanjung adalah sesuatu hal yang prosedural. Sementara masyarakat hanya mempertahankan apa yang menjadi haknya,” ujar Koordinator Lapangan Gerakan Mahasiswa FKIP (GMF) Untad, Fandi.

Sengketa Agraria, Puluhan Petani Demo DPRD Sulteng

Puluhan petani yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat, Senin (6/8/2012) berunjukrasa di kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tengah di Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Palu Timur, Sulawesi Tengah. Aksi para petani ini terkait konflik agraria yang kerapkali dialami petani.

Sebanyak 18 organisasi yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) melihat konflik agraria yang terjadi disebabkan monopoli atas tanah yang dilakukan perusahaan perkebunan, tambang skala besar maupun berbagai institusi negara yang berwujud Perhutani, Perkebunan Negara dan taman nasional.

Rahman dari serikat pekerja petani sawit Buol mengatakan, monopoli atas tanah itu menyebabkan penyempitan lahan pertanian dan hilangnya tanah petani secara masif.

Minggu, 05 Agustus 2012

Penembakan Aparat Kepolisian Di Balaesang Tanjung Pelanggaran HAM Berat

Semenjak tragedi 18 Juli 2012, situasi Desa Malei salah satu desa di Balaesang Tanjung pada bulan Ramadhan kali ini tidak terasa ramai lagi, seperti halnya pada bulan Ramadhan tahun lalu. Bila tahun kemarin masjid penuh, kini hanya beberapa orang yang berani shalat di masjid. Kini kampung terasa sunyi. Situasi mencekam serta trauma warga masih tergambar dari wajah mereka. “ Polisi masih banyak di sini dan masih melakukan penangkapan, Kapolres tak tepati janjinya “. Keluh seorang warga.

Gambaran situasi demikian di tanggapi serius oleh sekretaris DPC PKB Kab. Donggala, Syafruddin.K. Menurutnya, saat di temui di kantor DPC PKB Donggala, di Donggala, bahwa “ jika dibedah, dari prespektif manapun dan pendekatan apa pun, maka peristiwa penembakan yang di lakukan aparat kepolisian terhadap warga Balaesang Tanjung, tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa ditolerir sama sekali. Karena peristiwa penembakan tersebut merupakan penistaan terhadap kemanusiaan. Karenanya dapat di kategorikan sebagai pelanggaran HAM berat “. Dia juga berharap, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) dapat bekerja untuk melakukan penyelidikan kasus ini secara maksimal.

Kapolda Bungkam, Polisi Penembak Warga Masih Misterius

Sejak terjadinya aksi pro-kontra tambang yang menewaskan salah seorang warga Balaesang Tanjung bernama Masduddin atau Sando, Rabu (18/7) lalu, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah belum menetapkan siapa oknum polisi penembak warga tersebut.

Kepala Polisi Daerah Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Dewa Parsana yang dihubungi via telepon genggam di Palu, Rabu (1/8) pekan lalu memilih bungkam dan tidak menjawab pertanyaan redaksi, mengenai siapa oknum polisi yang dijadikan tersangka terkait penembakan warga di Balaesang Tanjung.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Ketua FMKH Sulteng : Masalah Di Balaesang Tanjung, Upaya Memisahkan Masyarakat Atas Ruang Hidup, Sumber Kehidupan Dan Penghidupannya

Ketua Forum Masyarakat Kawasan Hutan ( FMKH ) Sulawesi Tengah, Andreas Lagimpu menegaskan bahwa penyelesaian masalah yang terjadi di kecamatan Balaesang Tanjung masih sebatas permukaan saja, belum pada akar masalah yang sesungguhnya. Karena apa yang terjadi disana merupakan upaya masyarakat dalam memperjuangkan ruang hidup, ruang penghidupan mereka.

Saya, ungkapnya, sangat prihatin dan menyesalkan tindakan aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat, dan terkesan terlalu berlebihan dalam melakukan tindakan pengamanan. Walaupun hingga saat ini pihak kepolisian terus berdalih dan bersikukuh telah melaksanakan tugas sesuai protap, tetapi bukankah kita harus mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam melakukan tugas apapun.

MANIFESTO GELANGGANG MAHASISWA FISIP (GMF) ATAS TRAGEDI PENEMBAKAN RAKYAT DI BALAESANG TANJUNG

Doc, Photo AG 2012

Salam Pembebasan…!

Pada hari ini di bulan suci yang penuh berkah kami Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako turun kejalan sebagai respons atas tragedy penembakan rakyat Balaesang Tanjung oleh aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. Untuk kesekian kalinya dari ratusan kasus yang memperhadapkan rakyat dengan pemilik modal, kembali aparat kepolisian Republik Indonesia menembaki rakyat yang berusaha mempertahankan hak atas sumber penghidupan mereka.

Pekerja Pabrik Tripleks di Palu Unjuk Rasa

Puluhan karyawan pabrik tripleks PT Fairco Sentosa Abadi di Kelurahan Kayumalue, Kecamatan Palu Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (4/8) siang, brunjuk rasa.

Para pekerja yang didampingi LSM itu menuntut tidak ada pemecatan sepihak, pembayaran tunjangan hari raya (THR), dan memperbaiki kepesertaan karyawan dalam program jaminas sosial tenaga kerja (Jamsostek).

Jumat, 03 Agustus 2012

Penembakan Balaesang, Kapolda Klaim Sesuai Protap


Kapolda Sulteng Brigjen Pol Dewa Parsana mengungkapkan pada hearing dengan anggota Deprov bahwa penembakan terhadap warga pada konflik Balaesang Tanjung beberapa waktu lalu sudah sesuai dengan prosedur tetap (protap) yang berlaku. Kapolda juga mengaku bahwa jenis peluru yang mengenai kelima korban hingga menewaskan satu diantaranya belum teridentifikasi.

Polisi Belum Akan Tarik Brimob dari Areal PTPN VII

Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menyatakan belum akan menarik satuan Brigade Mobil (Brimob) yang ditempatkan di areal konflik agraria di PTPN VII unit Cinta Manis. Kesatuan Brimob inilah yang diturunkan dalam bentrok di desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Jumat pecan lalu. Sekitar 1400 personil Brimob itu berasal dari Brimob Polda Sumsel, Polda Bangka Belitung dan Kelapa dua Jakarta.

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT KULAWI DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM


Oleh  :  Andreas Lagimpu

Pendahuluan

Keberadaan dan kehidupan manusia tidak lepas dari keberagaman mahluk hidup ( flora dan fauna ) sebagai berkat Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta atau dalam bahasa To Kulawi disebut PEWAI TO PEHOI, demi kebutuhan hidup manusia ciptaanNya. Dengan perkembangan peradaban manusia di dunia maka semakin beragam pulalah kebutuhan dalam hidupnya.  Dengan demikian akan lebih banyak membutuhkan bahan dari sumber daya alam demi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Menyadari akan pentingnya bahan-bahan dari sumber daya alam guna pemenuhan kebutuhan hidup manusia, diperlukan suatu jalan keluar guna memadukan kedua aspek tersebut agar supaya dapat berjalan bersama-sama. Yang sangat jelas diantara kedua aspek tersebut akan ada perilaku untuk mengambil dan diambil, menggunakan dan digunakan. Pada akhirnya salah satu diantaranya akan mengalami penurunan, kelangkaan secara perlahan. Itu artinya bahwa sumber daya alam yang diantaranya ada yang bermanfaat untuk kehidupan manusia akan mengalami penurunan baik kualitas maupun kwantitasnya.

Kamis, 02 Agustus 2012

Korban Banjir Ambon Kesulitan Air Bersih

Pasca banjir bandang yang terjadi Rabu lalu, di kota Ambon, warga yang menjadi korban kini mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Ironisnya, hingga kini belum ada bantuan yang mereka terima dan sejauh ini baru aparat TNI yang turun membantu mendirikan posko darurat.

Pasca banjir besar yang terjadi Rabu lalu, warga kota Ambon Kamis kemarin, mulai membersihkan rumah mereka dari genangan lumpur, dan sampah dari sisa-sisa puing rumah yang tersapu banjir. Warga dibantu tentara, dan polisi membersihkan sampah yang berserakan di jalan-jalan.

Suku Anak Dalam, Butuh Perjuangan Menembus Sulitnya Jalan

INTERAKSI dengan masyarakat luar dan Islam mewarnai kehidupan komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Lubuk Kayu Aro, Desa Pelempang, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. Tapi lagi-lagi, tidak meratanya pembangunan, keterbatasan akses pelayanan sosial dasar menjadikan SAD terkesan termarjinalkan.

Menemui komunitas SAD Lubuk Kayu Aro tidaklah susah. Mereka sudah bermukim lama. Letak geografis kampungnya pun dekat dari jalan utama. Hanya sekira lima kilometer. Tapi itu tak sebanding dengan ketersedian pelayanan dasar layaknya masyarakat umum.

Kecuali yang membuat sulit adalah akses menuju permukiman sunyi itu. Dari Jalan Lintas Jambi-Palembang via Tempino, Simpang Pengeratan adalah jalan masuk untuk menuju kampung yang dulunya hutan tersebut. Butuh perjuangan ekstra untuk menembus sulitnya jalan masuk ke lokasi.

Komisi III Minta Izin PT CMA Dicabut

" Buntut dari Kerusuhan di Balaesang Tanjung "
Tidak ada alasan bagi Pemkab Donggala untuk tidak segera menghentikan sementara atau mencabut permamenIzin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi PT Citra Manunggal Abadi (CMA) yang beroperasi di Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala.

Apalagi keberadaan perusahaan tambang yang kini menuai pro dan kontra dari warga itu, telah menimbulkan gejolak sosial, kerugian materi, hingga satu orang tewas yang diduga terkena peluru aparat kepolisan saat mengamankan aksi kerusuhan di daerah tersebut pada 17-18 Juli lalu. Demikian ditegaskan Ketua Komisi III DPRD Donggala Arty Kailiwati kepada Radar Sulteng, Rabu kemarin (1/8).

Rabu, 01 Agustus 2012

Warga Antitambang Ditembaki dari Belakang

Dedi Askary dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perwakilan Sulawesi Tengah, mengusulkan uji balistik terkait penembakan warga di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah saat demonstrasi antitambang hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

"Dari investigasi kami di lapangan, polisi menggunakan peluru tajam saat membubarkan demonstran. Hal ini dibuktikan dengan adanya selongsong peluru yang kami temukan di lapangan adalah selosong peluru untuk senjata SS1 yang biasa digunakan Brimob," kata Dedi Askary

Petani Ditembak, Mahasiswa Lampung Demo

Terkait penembakan petani di Ogan Ilir, Sumatera Selatan oleh personil brimob Polda Sumatera Selatan yang menewaskan satu orang, puluhan mahasiswa di Bandarlampung menggelar aksi solidaritas di depan kantor PTPN VII Lampung, Rabu (1/8) sekitar pukul 10.00 WIB .

Mereka meminta kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menghentikan kekerasan terhadap kaum tani dalam penyelesaian konflik agaria.

Puluhan aktivis mahasiswa dari berbagai elemen mahasiswa seperti Front Mahasiswa Nasional (FMN) , Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan humanika ini menggelar aksi solidaritasnya di pintu gerbang kantor PTPN VII Lampung.

Petani Tembakau Ancam Duduki Istana

Isi RPP tembakau seperti ayat-ayat setan

Kalangan petani tembakau merasa sakit hati, dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang berjanji akan segera menandatangani Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tembakau, walau ditolak para petani.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Nurtantio Wisnu Brata, pernyataan presiden itu menyakitkan mereka, apalagi presiden juga menganggap petani yang berunjuk rasa, memprotesnya karena tidak paham betul jiwa RPP Tembakau.

Padahal bagi petani, menurut Wisnu, isi RPP tembakau seperti ‘ayat-ayat setan', yang seolah-olah mulia tetapi membunuh kelangsungan hidup industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir.